tag:blogger.com,1999:blog-91027089797225310752024-03-13T19:01:55.719-07:00Gati_Plant_ invitroPROPAGATING-MAINTAINING AND PRESERVINGDr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-4454202241028884162010-01-16T17:51:00.000-08:002010-01-16T17:53:45.360-08:00PERAKITAN VARIETAS BARU MELALUI KERAGAMAN GENETIKPERAKITAN VARIETAS BARU MELALUI KERAGAMAN GENETIK<br />Keragaman genetik yang tinggi pada suatu populasi sangat diperlukan dalam program pemuliaan yang bertujuan untuk mendapatkan genotipe unggul seperti tahan kekeringan,tahan hama dan penyakit serta berproduksi tinggi. Mutasi secara alami untuk menciptakan varian baru prosesnya sangat lambat sehingga percepatan, frekuensi dan spektrum mutasi tanaman perlu dipercepat antara lain dengan memberikan perlakuan fisik atau menggunakan bahan mutagen tertentu.<br />Bahan mutagen yang sering digunakan digolongkan menjadi dua kelompok yaitu mutagen kimia, pada umumnya dari senyawa alkyl misalnya ethyl methane sulphonat (EMS), dan mutagen fisik bersifat sebagai radiasi pengion dan termasuk didalamnya sinar-x, radiasi sinar gamma, radiasi beta dan partikel dari akselerators . <br />Keuntungan adanya perubahan kromosom yang diperoleh melalui keragaman somaklonal antara lain: (1) keragaman yang diperoleh kemungkinan tidak akan diperoleh pada gene pool yang ada, (2) perubahan yang ditimbulkan antara lain dapat memperbaiki penampilan tetapi tidak merubah sifat unggul yang sudah ada.<br />Varietas baru hasil mutasi yang telah dilepas paling banyak dihasilkan di China (26,8%), USSR dan Rusia (9,3%), Netherlands (7,8%), USA (5,7%) dan di Jepang (5,35%), akhir-akhir ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah varietas unggul baru yang dilepas dan merupakan penerapan dari teknik mutasi. Beberapa mutan yang dihasilkan pada umumnya dapat langsung dilepas berupa varietas baru sedangkan beberapa varietas lainnya dilepas namun digunakan sebagai bahan persilangan . <br />Variasi genetik yang teramati diantara populasi tanaman hasil kultur jaringan dikenal dengan istilah variasi somaklonal, variasi genetik yang ditimbulkan dapat diamati pada generasi ke-1 (R1) atau baru terlihat pada generasi turunan dari tanaman R1. Ada beberapa tipe variasi somaklonal yang telah dilaporkan antara lain yang bersifat epigenetik, yaitu tipe varian yang tidak diwariskan ke generasi berikutnya secara seksual sedangkan beberapa tipe varian yang lain bersifat stabil dan dapat diturunkan secara seksual ke generasi selanjutnya. <br />Aplikasi keragaman somaklonal melalui kultur in vitro yang telah dilakuakn antara lain pada tanaman pisang ambon hijau, ambon kuning dan raja bulu, tanaman nilam, tanaman panili, tanaman artemisa, tanaman purwoceng, tanaman jahe, tanaman hias seperti mawar, krisant dan gerbera.Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-42621592409315774872010-01-16T17:30:00.000-08:002010-01-16T17:39:25.410-08:00Perbaikan genetik artemisia annua<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYto6ZxO7gmFKrMl2zo-RJdav3EeWG2C0O6d3ha2Cn1N1sE4Cg4-icGNcJSJYTnp8nGOkZZUqHdwz6TKVIYKI05_t9C2V0CFJLWpJku6hMPiKJ5GlAa0Y-P1r_qMI8oX0c6rxzCfxUjXTp/s1600-h/Rotation+of+DSCN6225.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYto6ZxO7gmFKrMl2zo-RJdav3EeWG2C0O6d3ha2Cn1N1sE4Cg4-icGNcJSJYTnp8nGOkZZUqHdwz6TKVIYKI05_t9C2V0CFJLWpJku6hMPiKJ5GlAa0Y-P1r_qMI8oX0c6rxzCfxUjXTp/s200/Rotation+of+DSCN6225.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5427515935955954690" /></a><br />PERBAIKAN GENETIK TANAMAN ARTEMISIA (Artemisia annua. L) MELALUI MUTASI DAN KERAGAMAN SOMAKLONAL<br /><br /> Artemisia annua L. merupakan tanaman perdu semusin termasuk suku Asteraceae Tumbuhan ini berasal dari China oleh penduduk China telah lama digunakan sebagai obat malaria. Bahan aktifnya disebut artemisinin, artemisinin terbukti dapat menghambat perkembangan Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria. Sesuai dengan rekomendasi dari WHO, saat ini Departemen Kesehatan sedang mengembangkan tanaman ini sebagai pengganti obat malaria klorokuin yang selama ini digunakan karena ditemukan adanya berbagai kasus resistensi. Pengembangan tanaman artemisia di Indonesia mengalami kendala karena belum ada tanaman yang kandungan artemisininnya diatas 0,5 %, sehingga tidak ekonomis pagi pengusaha yang akan mengembangkannya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO Tawangmangu), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan PT Kimia farma bekerjasama untuk mendapatkan klon-klon unggul tanaman tersebut melalui persilangan, seleksi dan adaptasi lingkungan. <br /> Untuk mendapatkan tanaman dengan kandungan artemisinin tinggi dapat dilakukan melalui teknik keragaman somaklonal dan mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma. Pada LD 50 maka dosis iradiasi yang diberikan hanya akan merubah gen tertentu yang diinginkan dengan tidak merubah karakter unggul yang sudah ada. Iradiasi dengan dosis sampai 50 Gy pada mata tunas telah menghasilkan genotipe baru yang menghasilkan artemisinin ≥ 1 %. Dengan didapatkan genotipe baru yang mampu menghasilkan artemisinin tinggi tersebut terbukti bahwa iradiasi yang diberikan menghasilkan perubahan gen, selain peningkatan kandungan artemisinin juga menghasilkan tanaman yang lebih lambat berbunga sehingga otomatis biomasa tanaman menjadi meningkat dengan demikian produksi artemisinin juga menjadi lebih banyak.<br /> Perubahan gen yang ditimbulkan oleh pengaruh iradiasi perlu diuji stabilitas genetiknya melalui seleksi dan evaluasi sampai generasi ke 8. Apabila sampai generasi ke-8 genotipe unggul yang diperoleh tersebut tetap stabil maka dapat dilakukan uji multilokasi dan selanjutnya dapat dilepas sebagai varietas baru. Dengan diperolehnya varietas baru maka masalah penyakit malaria di Indonesia diharapkan dapat diatasiDr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-58601597076584806252009-03-15T19:15:00.000-07:002009-03-15T19:53:56.203-07:00IN VITRO SELECTION AND SOMACLONAL VARIATION FOR BIOTIC AND ABIOTIC STRESS TOLERANCE<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CENDANG%7E1.GAT%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:PMingLiU; panose-1:2 1 6 1 0 1 1 1 1 1; mso-font-alt:新細明體; mso-font-charset:136; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1 134742016 16 0 1048576 0;} @font-face {font-family:"\@PMingLiU"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:136; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1 134742016 16 0 1048576 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">As an alternative technology,<span style=""> </span>plant improvement through somaclonal variation<span style=""> </span>is expected to<span style=""> </span>support conventional breeding. New superior variants with a better performance and more attractive<span style=""> </span>texture could be obtained through this method. To enhance genetic variation, both physical and chemical treatments such as gamma ray (Co <sup>60</sup>) and Ethyl Methane Sulphonate (EMS) compound could be applied. In particular for vegetative propagated plants,<span style=""> </span><i>in vitro</i> induced mutation is the most effective method to improve variation. For obtaining the desired characteristic of plant, <i>in vitro</i> selection is the best method due to its capability to manipulate the variation to the expected result. Therefore,<span style=""> </span>by applying the selection agent to the media, plant tolerance to both abiotic and biotic could be acquired. Generally, the tolerance at the callus level at the specific selection agent is positively correlated with the tolerance at the plant level. At this point, PEG (polyethylene glycol) and manitol is chemical compound useful for drought tolerance,<span style=""> </span>fusaric<span style=""> </span>or filtrate is<span style=""> </span>for fusarium wilt, A1Cl<sub>3.</sub><span style="">6H<sub>2</sub>O</span> is for Al tolerance<span style="font-size: 11pt;">.<o:p></o:p></span></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-75485554512691303882009-03-09T22:02:00.000-07:002009-03-09T22:07:58.368-07:00AKUMULASI PROLIN UNTUK SELEKSI KETAHANAN KEKERINGAN PADA TANAMAN <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CENDANG%7E1.GAT%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; color: rgb(0, 153, 0);"><span style="" lang="SV">Tanggap tanaman terhadap cekaman kekeringan tergantung pada mekanisme fisiologi atau <span style=""> </span>morfologi<span style=""> </span>yang terjadi pada<span style=""> </span>masing-masing<span style=""> </span>varietas pada saat tanaman mengalaim cekaman kekeringan. Pada umumnya ketahanan suatu tanaman terhadap kekeringan dikendalikan oleh beberapa mekanisme fisiologi/morfologi, atau terjadi<span style=""> </span>interaksi beberapa gen. Dengan demikian pengetahuan mengenai mekanisme toleransi pada masing-masing varietas harus diketahui oleh pemulia sebelum melakukan seleksi. Untuk mengetahui adanya mekanisme fisiologi dengan peningkatan kandungan prolin<span style=""> </span>pada somaklon turunan Gajahmungkur, Towuti dan IR 64<span style=""> </span>hasil seleksi <i>in vitro</i> maka dilakukan analisis kandungan prolin pada somaklon yang telah diseleksi menggunakan PEG dan uji daya tembus akar. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca BB-Biogen Bogor pada tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kandungan prolin pada tanaman induk dari ketiga varietas<span style=""> </span>yang telah diberi perlakuan cekaman kekeringan, peningkatan kandungan prolin tertinggi pada varietas IR 64 dan Towuti dan paling rendah pada varietas Gajahmungkur. Pada tanaman hasil seleksi <i>in vitro </i>yang telah diseleksi menggunakan PEG dan uji daya tembus akar dan diduga tahan terhadap kekeringan ternyata<span style=""> </span>menghasilkan prolin lebih tinggi dibandingkan tanaman kontrol walaupun tidak diberi cekaman. Dengan demikian perlakuan radiasi dan seleksi <i>in vitro</i><span style=""> </span>yang telah dilakukan dapat menimbulkan<span style=""> </span>perubahan pada gen tertentu<span style=""> </span>sehingga<span style=""> </span>menghasilkan tanaman yang tahan kekeringan dan berproduksi tinggi, selain itu kandungan prolin dapat digunakan sebagai penanda fisiologi pada tanaman<span style=""> </span>padi untuk ketahana<span style="">n </span>terhadap kekeringan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; color: rgb(0, 153, 0);"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-82788527213546484302009-03-08T17:59:00.000-07:002009-03-08T18:00:55.310-07:00REGENERASI TUNAS DARI KALUS PADI<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV">Produksi kalus yang mempunyai struktur embriogenik dan mampu diregenerasikan merupakan faktor penting dalam bioteknologi kultur jaringan, khususnya dalam perakitan varietas unggul seperti<span style=""> </span>transformasi, induksi keragaman somaklonal dan seleksi <i style="">in vitro</i>.<span style=""> </span>Kalus padi<span style=""> </span>dari golongan Indica<span style=""> </span>pada umumnya lebih sulit<span style=""> diregenerasikan dibandingkan Japonica sehingga untuk mendapatkan tingkat keberhasilan regenerasi tunas yang tinggi diperlukan formulasi media yang kompleks.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV">Keberhasilan regenerasi tunas dari kalus selain dipengaruhi oleh media kultur dan genotipe tanaman, kondisi fisiologi eksplan juga menjadi faktor penentu. Dari berbagai sumber eksplan yang digunakan, embrio zigotik merupakan eksplan yang terbaik karena memiliki daya totipotensi atau kemampuan regenerasi tertinggi<span style=""> </span>di antara sumber eksplan lainnya Kalus<span style=""> </span>yang<span style=""> </span>baru terbentuk<span style=""> </span>berpeluang menghasilkan tunas lebih tinggi dibandingkan<span style=""> </span>kalus yang telah disubkultur berkali-kali atau mengalami periode kultur yang panjang, dan<span style=""> </span>telah mengalami perlakuan radiasi atau seleksi, k</span><span style="" lang="SV">arena kalus yang baru terbentuk, kandungan poliamin atau senyawa yang berperan dalam sistem regenerasi masih tingg. Dalam memacu pembentukan tunas biasanya dilakukan dengan memanipulasi dosis auksin dan sitokinin.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV">Pada tanaman jenis monokotil,<span style=""> </span>zat pengatur tumbuh golongan auksin dengan konsentrasi 1-10 mg/l berperan dalam menghambat proses diferensiasi sel sehingga pembentukan organ dapat dihambat dan hanya<span style=""> </span>menghasilkan<span style=""> </span>kalus. Zat pengatur tumbuh 2,4-D merupakan <span style=""> </span><span style=""> </span>golongan auksin yang sering digunakan untuk menginduksi pembentukan<span style=""> </span>kalus embriogenik pada <i style=""><span style=""> </span></i>serealia, 2,4-D berperan dalam memacu hipermethilasi pada DNA, sehingga<span style=""> </span>pembelahan sel selalu dalam fase mitosis, dengan demikian maka pembentukan kalus<span style=""> </span>menjadi optimal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV">Penambahan kasein hidrolisat kedalam media yang sudah mengandung 2,4-D dapat memacu pembentukan kalus yang embriogenik karena<span style=""> </span>kasein hidrolisat merupakan sumber N di dalam media. Asam amino merupakan senyawa organik kompleks sebagai sumber N organik yang cepat diambil oleh tanaman daripada N anorganik. Selain kasein hidrolisat, pemberian asam amino glutamin atau arginin pada media yang sudah mengandung auksin dapat pula meningkatkan keberhasilan pembentukan kalus embriogenik karena di dalam kloroplas, asam amino dapat berperan sebagai prekursor untuk pembentukan asam nukleat dan proses selular lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV">Regenerasi tanaman dapat dilakukan<span style=""> </span>melalui jalur organogenesis yaitu melalui diferensiasi sel somatik, bukan dari sel embrionik yang terjadi selama embriogenesis<span style=""> </span>dan embriogenesis somatik melalui pembentukan embrio somatik. Regenerasi tanaman melalui jalur organogenesis, ada dua macam yaitu organogenesis langsung dan tidak langsung. Pada organogenesis langsung, tunas dapat terbentuk<span style=""> </span>dari potongan organ seperti daun atau batang dan akar,<span style=""> </span>sedangkan pada organogenesis tidak langsung, tunas yang terbentuk melalui tahapan pembentukan kalus. Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi respon sel somatik terhadap zat pengatur tumbuh, diikuti dengan<span style=""> </span>inisiasi dan perkembangan tunas baru dari sel yang respon<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%; color: rgb(102, 51, 255);"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-88525959386272770782009-03-08T17:57:00.000-07:002009-03-08T17:59:13.325-07:00CALLUS INDUCTION AND SHOOT REGENERATION OF IN VITRO RICE VAR. FATMAWATI <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="PlaceType"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="PlaceName"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Book Antiqua"; panose-1:2 4 6 2 5 3 5 3 3 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:0cm; margin-left:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:13.0pt; font-family:"Book Antiqua"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:black;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0cm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-family: "Times New Roman";">To increase domestic and international demand of <i>Kaemferia galanga</i> makes this plant<span style=""> </span>potentially develop. Is traditionally used to keep the body warm, as analgetic and expectorant. In the attemp of providing adequately and qualitatively uniformed supply, <i>in vitro </i><span style=""> </span>experiment has been conducted at BB-Biogen (<st1:place w:st="on"><st1:placename w:st="on">Indonesian</st1:placename> <st1:placetype w:st="on">Center</st1:placetype></st1:place> for Agricultural Biotechnology and Genetik Resources Research and Development).The selected rhizomes was used as explant. The experiment was orthogonally arranged consisting of MS vitamin and B5, and BA ( 0, 3 and 5 mg/l) and thidiazuron 0,1 mg/l. This experiment comprised three activities, they were shoot initiation, shoot multiplication and acclimatization. The result showed that MS + BA 3 mg/l + thidiazuron 0,2 mg/l could induce shoot formation. From the applied media, it was shown that the addition of MS vitamin at the MS basic media and BA 3 and 5 mg/l added with thidiazuron could result the most optimum shoot, leaves and roots and was not significantly different from the addition of B5 vitamin at basic media of MS + BA 3 and 5 mg/l, 6.9 shoot was averagely produced in this media. The shoot could generate such an adequate number of root that it could be directly acclimatized. The acclimatized plantlet in the green house uses the mixture of soil and manure with the ratio of 1:1 can optimally grow.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(255, 0, 0);" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-211905152726140742009-03-02T21:32:00.000-08:002009-03-04T00:44:51.374-08:00SELEKSI IN VITRO UNTUK KETAHANAN PENYAKIT LAYUPisang (<span style="font-style: italic;">Musa paradisiaca </span>L.) adalah tanaman buah yang cukup tinggi kebutuhannya karena kandungan vitamin dan gizinya yang tinggi. Salah satu masalah dalam pengembangan tanaman ini adalah penyakit layu yang disebabkan oleh <span style="font-style: italic;">Fusarium oxysporum Schlect f.sp.cubense</span>. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penggunaan varietas yang tahan dan bermutu tinggi. Salah satu cara perbaikan tanaman untuk ketahanan terhadap layu bakteri adalah menggunakan teknik seleksi <span style="font-style: italic;">in vitro</span> yang dikombinasikan dengan keragaman somaklonal.Variasi genetik yang didapatkan melalui kultur <span style="font-style: italic;">in vitro</span> meliputi karakter agronomi seperti tahan penyakit dan tahan kekeringan juga tahan pada lahan masam. Metoda seleksi <span style="font-style: italic;">in vitro </span>merupakan salah satu cara yang efektif karena perlakuan lebih dapat diarahkan kepada sifat yang diinginkan.Penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan tanaman pisang ambon yang tahan penyakit layu bakter adalah induksi mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma dengan dosis 1000 rad dari eksplan kalus atau mata tunas ukuran 0,5 cm, kemudian di seleksi menggunakan asam fusarat 30 dan 45 ppm selama 4 minggu. Biakan yang tetap hidup pada media seleksi tersebut kemudian diseleksi ulang pada media seleksi yang sama. Biakan yang tetap hidup pada dua kali seleksi selanjutnya di aklimatisasi dan diinokulasi menggunakan 10 g spora <span style="font-style: italic;">Fusarium oxysporum/</span>10 kg tanah steril<span style="font-style: italic;">. </span>Beberapa genotipe yang tetap hidup setelah diinokulasi tersebut dapat tumbuh baik di lahan edemik penyakit layu dan dapat menghasilkan buah.<br />Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-11752078113329562592009-03-02T21:04:00.000-08:002009-03-02T21:19:35.939-08:00PERBANYAKAN PULE PANDAK<span style="color: rgb(0, 153, 0);">Kultur jaringan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan bibit tanaman. Kelebihan dari metoda ini adalah bibit tersedia sepanjang waktu, faktor lingkungan tumbuh dapat diatur dan dikendalikan, tidak memerlukan area penanaman yang luas, serta bibit yang dihasilkan seragam. </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 153, 0);">Rauwolfia serpentina</span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"> (pule pandak) merupakan tanaman obat, akarnya mengandung bahan obat dari golongan alkaloid indol monoterpenoid seperti reserpin, ajmalisin dan serpentin yang dapat digunakan sebagai obat antihipertensi. </span><br style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Perbanyakan vegetatif melalui kultur jaringan dari eksplan mata tunas telah berhasil dilakukan menggunakan media MS + BA 0,1 mg/l. Sedangkan menggunakan eksplan kalus memerlukan komposisi media yang berbeda. Induksi kalus dari eksplan daun dapat dilakukan menggunakan media MS + 2,4D 1 mg/l yang diperkaya dengan Casein hidrolisat 3 g/l. Regenerasi tunas dari eksplan kalus dapat dihasilkan menggunakan media MS + BA1 mg/l. Zat pengatur tumbuh BA merupakan yang banyak digunakan untuk induksi multiplikasi tunas. Dengan menambahkan zeatin pada media yang sudah mengandung BA menghasilkan tunas lebih banyak.</span><br />Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-11356373198702233902009-02-26T12:54:00.000-08:002009-02-26T13:02:50.128-08:00ENKAPSULASI UNTUK PENYIMPANAN BIAKAN<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">E<font style="font-family: courier new;" size="3"><span style="color: rgb(102, 51, 255);">nkapsulasi merupakan teknik penyalutan atau pembungkusan eksplan menggunakan alginat tujuannya agar eksplan berupa embrio somatik atau tunas pucuk dapat dilindungi dan tetap tumbuh Dengan enkapsulasi maka eksplan dapat dihambat pertumbuhannya sehingga dapat disimpan, teknik ini lebih efektif untuk penyimpanan jangka panjang karena dapat dicegah adanya perubahan genetik, sebagai contoh adalah penyimpanan pada beberapa tanaman kehutanan.</span><o:p style="color: rgb(102, 51, 255);"></o:p></font></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 51, 255); font-family: courier new;"><font size="3"><span style="" lang="SV">Penyimpanan menggunakan teknik enkapsulasi ini sangat efisien karena dalam satu wadah berupa botol dapat disimpan puluhan eksplan bahkan ratusan, dengan adanya zat penghambat tumbuh di dalam kapsul alginat maka pertumbuhan akan dihambat. Regenerasi kembali dari eksplan sangat mudah karena eksplan yang ada di dalam alginat mudah dikeluarkan.<o:p></o:p></span></font></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(102, 51, 255); font-family: courier new;"><font size="3"><span style="" lang="SV">Untuk menghambat pertumbuhan eksplan yang disimpan dapat menambahkan zat penghambat tumbuh seperti paklobutrazol atau ancymidol. Atau dengan mengencerkan garam makronya menjadi separonya atau seperempatnya.Cara pembuatan kapsul alginat: media cair yang telah dicampur dengan<span style=""> </span>alginat 3%. Selanjutnya<span style=""> </span>menggunakan pipet tetes, satu persatu eksplan di dalam pipet diteteskan ke dalam larutan CaCl<sub>2 </sub>50 mM, sehingga terbentuk bulatan-bulatan yang berisi mata tunas. Bulatan-bulatan yang berisi<span style=""> </span>eksplan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol steril yang berisi aquades steril masing-masing botol berisi 20-50 <span style=""> </span>kapsul. <o:p></o:p></span></font></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><font style="font-family: courier new;" size="3"><span style="color: rgb(102, 51, 255);"> </span></font><o:p></o:p></span></p> <span style="" lang="SV"><span style=""></span><o:p></o:p></span> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-44295842299334393402009-02-22T23:38:00.000-08:002009-02-22T23:47:26.116-08:00APLIKASI KULTUR JARINGAN<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CENDANG%7E1.GAT%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal">Manfaat kultur jaringan secara umum ada tiga yaitu: <br /></p><p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal"> 1. Untuk perbanyakan massal</p> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal"> 2. Untuk perbaikan genetik tanaman<br /></p> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal"> 3. Untuk pelestarian plasma nutfah</p><p class="MsoNormal"><meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link style="font-family: courier new;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CENDANG%7E1.GAT%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype style="font-family: courier new;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:178391407; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:669386744 2031912434 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-start-at:3; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:-; mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </p><p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal">Perbanyakan massal</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> <span style="font-family: courier new;"></span></span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;" lang="SV">Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan antara lain mata tunas, daun, meristem, kalus, embrio sigotik dan bonggol atau rimpang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-family: courier new;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;" lang="SV">Formulasi media yang banyak digunakan adalah media dasar MS <span style=""></span>ditambah zat pengatur tumbuh sitokinin BA atau kinetin konsentrasi 1-5 mg/l <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; font-family: courier new;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;" lang="SV">Untuk induksi akar menggunakan zat pengatur tumbuh IBA, NAA <br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; font-family: courier new;"><span style="font-family: courier new;" lang="SV"> atau IAA 1</span><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>mg/l <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV"><span style="font-family: courier new;">Induksi kalus dapat menggunakan zat pengatur tumbuh 2,4-D konsentrasi 1-10 mg/l , eksplan yang dapat dugunakan untuk induksi kalus antara lain</span> <span style="font-family: courier new;">daun, batang, kotiledon atau embrio sigotik</span><o:p style="font-family: courier new;"></o:p></span></p> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal">Perbaikan tanaman</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;">Untuk mendapatkan varietas baru yang telah berubah genetiknya misal menjadi tahan cekaman abiotik seperti kekeringan atau temperatur tinggi, tahan cekaman lahan masam dengan kandungan Al yang tinggi atau tahan terhadap cekaman biotic seperti penyakit.dapat dilakukan dengan induksi mutasi </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;">Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan fisik seperti iradiasi sinar gamma atau menggunakan perlakuan kimia dengan larutan </span><st1:place style="font-family: courier new;" w:st="on">EMS</st1:place><span style="font-family: courier new;"> (Ethyl Methan Sulfonat)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> <span style="font-family: courier new;"></span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;">BATAN telah menghasilkan berbagai varietas baru pada tanaman padi, kedelai dan kacang hijau melalui teknik induksi mutasi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;">Pada tanaman hias telah dihasilkan berbagai varietas baru seperti bentuk bunga, ukuran bunga dan warna bunga menjadi lebih menarik</span></p> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal">Penyimpanan plasma nutfah</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV"><span style="font-family: courier new;">Materi yang disimpan dapat berupa biakan atau tunas pucuk. Penyimpanan dengan pertumbuhan minimal menggunakan zat penghambat tumbuh maka biakan dapat disimpan sampai beberapa bulan dan lebih dari satu tahun</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> <span style="font-family: courier new;"></span></span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV"><span style="font-family: courier new;">Penyimpanan menggunakan cara enkapsulasi yaitu menggunakan alginat, biakan yang disimpan berupa tunas pucuk ukuran 1-2 mm ditambah kan zat penghambat tumbuh seperti paclobutrazol atau ancymidol pada alginat. Menggunakan teknik ini biakan maka biakan yang dapat disimpan akan lebih banyak, dan penghambatan pertumbuhan lebih efektif.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; font-family: verdana;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">-<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: courier new;" lang="SV">Penyimpanan beku (kriopreservasi) adalah penyimpanan menggunakan nitrogen cair, teknik ini belum banyak diaplikasikan karena<span style=""> </span>biakan yang disimpan sulit diregenerasikan. <o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: courier new;" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-35295613216713892432009-02-22T03:20:00.000-08:002009-02-22T23:46:46.875-08:00SELEKSI IN VITRO UNTUK KEKERINGAN TANAMAN PADI<span style="color: rgb(0, 102, 0);">B<span style="color: rgb(51, 102, 102);">ahan yang digunakan berupa kalus yang masih embriogenik, di mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma 3000-5000 rad, kemudian diinkubasi pada media cair MS + PEG (BM 6000) konsentrasi 20% selama 4 minggu. Selanjutnya kalus yang masih kuning diregenerasikan menjadi tunas. Tunas yang diperoleh di aklimatisasi di rumah kaca sampai menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan di seleksi kembali menggunakan larutan PEG 20%, kemudian di tanam sampai berproduksi. Bulir generasi pertama ini di seleksi menggunakan uji daya tembus akar, meruakan teknik yang umum digunakan untuk uji kekeringan yaitu menggunakan campuran parafin dan vaslin dengan perbandingan 60:40 dilarutkan setara dengan 1,4 mpa.</span> </span>Pada uji daya tembus akar ini hanya genotipe atau mutan yang telah berubah genetiknya manjadi tahan saja yang dapat menembus lapisan lilin tersebut. Evaluasi dan karakterisasi gentotipe yang tahan cekaman kekeringan dilakukan penanaman di lahan kering atau tegalan.<br />Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-64748747506407327292009-02-20T00:29:00.000-08:002009-02-20T02:47:52.380-08:00Perbaikan genetik untuk ketahanan kekeringan<div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;"> </span>Pemuliaan untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap kekeringan semakin berkembang baik melalui induksi mutasi dan keragaman somaklonal atau dengan transformasi. Akhir-akhir ini telah dikembangkan teknik transformasi antara lain menggunakan gene TPSI yang diambil dari yeast mengkodekan Thehalosa-6-Phospat Sintetase atau menggunakan P5CS yang mengkodekan Pyroline 5-Carboxylase Syntetase, masing-masing menghasilkan trehalose dan prolin yang berperan sebagai "osmotic adjusment'. Teknik kultur <span style="font-style: italic;">in vitro</span> dikombinasikan dengan induksi mutasi terutama dengan iradiasi sinar gamma terbukti dapat mempercepat program pemuliaan karena dapat menimbulkan keragaman genetik selin itu genotipe yang didapatkan dapat dimultiplikasi untuk diperbanyak secara cepat.Teknik ini dapat diaplikasikan baik pada tanaman yang menghasilkan benih atau yang diperbanyak secara vegetatif, terutama pada tanaman yang menyerbuk sendiri karena keragaman genetik yang dihasilkan sangat sempit, antara 0-1%. Untuk mendapatkan mutan yang tahan terhadap kekeringan dapat dilakukan seleksi pada kalus yang telah diberi perlakuan mutagen baik fisik maupun kimia kemudian diseleksi menggunakan larutan Poly Ethilen Glicol (6000) konsentrasi 10-20%, seleksi dilakukan selama 3-5 minggu. Selanjutnya kalus yang masih tetap viabel diregenerasikan menjadi tunas. Untuk menguji adanya keragaman genetik pada populasi hasil seleksi maka dilakukan seleksi di rumah kaca. Pada tanaman padi, teknik yang dapat digunakan untuk seleksi tanaman yang tahan kekeringan adalah menggunakan teknik uji daya tembus akar. Yaitu menggunakan lapisan lilin (campuran parafin dan vaslin dengan perbandingan 60:40 , setara dengan 1,4 Mpa) yang diletakkan di dasar botol aqua . Maka hanya tanaman yang tahan terhadap kekeringan yang dapat menembus lapisan tersebut. Untuk selanjutnya tanaman tersebut dapat diuji menggunakan uji kapasitas lapang sebelum diuji di lapang<br /></div>Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-81819356914550636882009-02-18T16:14:00.000-08:002009-02-18T16:16:45.513-08:00PENYIMPANAN BIAKAN <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(255, 102, 0); font-family: verdana;">Tujuan penyimpanan biakan secara <i style="">in vitro </i>antara lain (1) biakan dapat digunakan <span style=""> </span>sewaktu-waktu diperlukan, (2) terhindar dari bencana kekeringan atau banjir serta serangan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">hama</st1:place></st1:city> dan penyakit. (3) menghemat tempat karena dalam satu rak kultur dapat disimpan berbagai macam jenis tanaman. Penyimpanan biakan secara <i style="">in vitro</i> pada tanaman yang sudah langka sangat diperlukan. Beberapa cara dapat digunakan antara lain menggunakan media yang miskin yaitu dengan mengencerkan garam makronya menjadi setengah atau seperempatnya atau menggunakan media dasar yang miskin hara seperti Knudson atau Knop Heller, yang sering digunakan adalah menggunakan zat penghambat tumbuh tujuannya agar pembelahan sel tetap berlangsung tetapi sangat lambat pertumbuhannya sehingga dapat menghemat<span style=""> </span>media serta tidak harus sering-sering disubkultur. Penyimpanan dengan cara ini disebut dengan penyimpanan pertumbuhan minimal. Zat penghambat tumbuh yang dapat digunakan antara lain paclobutrazol, ancynmidol, cycoccel, sorbitol dan manitol. Pada tanaman pule pandak, purwoceng, bidara upas, kunyit putih, pulasari dll, telah diketahui jenis dan konsentrasi zat penghambat tumbuh yang efektif untuk penyimpanan biakan tersebut.</p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-58938755360893082162009-02-17T15:47:00.000-08:002009-02-17T16:15:51.352-08:00KULTUR JARINGAN TANAMAN ABAKA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggZQB9ijxILpKRwXLc5fiqIUY3kTBN69z5zqI4ET6xO5DD6FVh0gkFV1kAOfXQdekRBa4xJiMTQvccOWh5FITcKOWCyCp9SICUNhi_0QucPwYyapYRl4vuAF23uACm3dJsgDWyt_kiM9Qc/s1600-h/bibit+pisang1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggZQB9ijxILpKRwXLc5fiqIUY3kTBN69z5zqI4ET6xO5DD6FVh0gkFV1kAOfXQdekRBa4xJiMTQvccOWh5FITcKOWCyCp9SICUNhi_0QucPwYyapYRl4vuAF23uACm3dJsgDWyt_kiM9Qc/s200/bibit+pisang1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303920580686928034" border="0"></a><br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(255, 102, 0); font-family: trebuchet ms;">Abaka (<i style="">Musa textilis</i> Nee.) merupakan tanaman penghasil serat yang banyak digunakan dalam industri kertas bermutu tinggi, kertas untuk pembuatan uang, pembuatan pempers dan tali kalpal. Dengan teknik kultur jaringan dari satu mata tunas dapat digandakan menjadi 10-20 tunas dalam waktu kurang lebih tiga bulan, sehingga bibit yang dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan dengan pembiakan secara konvensional. Media untuk multiplikasi tunas adalah MS + BA 1-3 mg/l + thidiazuron 0,1-0,2 mg/l. Untuk perakarannya menggunakan media MS + IBA 1 mg/l.. Keuntungan menggunakan bibit asal kultur jaringan antara lain lebih seragam dan kualitasnya lebih baik karena diperbanyak dari tanaman yang berkualitas baik.</p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-49111121495594673502009-02-16T15:00:00.000-08:002009-02-17T16:15:51.356-08:00NILAM KADAR MINYAK TINGGI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBubL_g6Kqr4tL6PYWLl4ROKJfj5zbE2dNhREM_AiHayS42nptTSYUp0w1z7__K6TvU4DCrQgTLDj0aJwVRkATO_omsppq40VvrX0xVqSypsxYLMnIYomWwg-d2PCOZZioDxU2KJzTSqNK/s1600-h/nilam.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBubL_g6Kqr4tL6PYWLl4ROKJfj5zbE2dNhREM_AiHayS42nptTSYUp0w1z7__K6TvU4DCrQgTLDj0aJwVRkATO_omsppq40VvrX0xVqSypsxYLMnIYomWwg-d2PCOZZioDxU2KJzTSqNK/s200/nilam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303535576789696146" border="0"></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Nilam (</span><i style="color: rgb(51, 51, 255);">Pogostemon cablint</i><span style="color: rgb(51, 51, 255);">) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang potensial dikembangkan karena 90% kebutuhan untuk industri parfum masih diimpor dari </span><st1:country-region style="color: rgb(51, 51, 255);" st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region><span style="color: rgb(51, 51, 255);">. Jenis yang dikembangkan saat ini adalah Tapak Tuan dari daerah Aceh, jenis tersebut mempunyai kandungan minyak serta produksi ternanya paling tinggi. Bibit asal kultur jaringan telah dikembangkan secara luas, melalui kultur </span><i style="color: rgb(51, 51, 255);">in vitro </i><span style="color: rgb(51, 51, 255);">dikombinasikan dengan induksi mutasi pada kalus menggunakan sinar gamma telah dihasilkan tanaman yang meningkat kandungan minyak atsirinya. Untuk mendapatkan genotype yang tahan terhadap kekeringan, kalus yang telah diiradiasi di seleksi secara </span><i style="color: rgb(51, 51, 255);">in vitro</i><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> menggunakan media MS ditambah PEG (Polyetilen glycol) 15-20%. Genotipe hasil seleksi </span><i style="color: rgb(51, 51, 255);">in vitro</i><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> tersebut pada uji kekeringan di rumah kaca menunjukkan korelasi positif. Regenerasi tunas nilam sangat mudah karena factor multiplikasinya sangat tinggi, menggunakan media MS tanpa zat pengatur tumbuh dapat menghasilkan 20-30 tunas/eksplan, 2 minggu setelah dilakukan subkultur, tinggi tunas sudah mencapai 5 cm. Selain factor multiplikasi yang tinggi maka akar yang</span><font style="color: rgb(51, 51, 255);"> </font><span style="color: rgb(51, 51, 255);">dapat terbentuk pada media untuk pertunasan. </span><font style="color: rgb(51, 51, 255);" face="georgia">Aklimatisasi plantletnya tidak sulit, yaitu menggunakan media tanah dicampur pupuk kandang dengan menyungkup menggunakan gelas aqua selama 2 minggu. </font><font style="" lang="SV"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" face="georgia">Setelah 1 bulan di rumah kaca bibit dapat dipindah ke lapang.</font><o:p></o:p></font></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-18440749762312056222009-02-14T21:32:00.000-08:002009-02-14T21:41:41.973-08:00KERAGAMAN SOMAKLONAL<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 153, 0); font-family: lucida grande;">Keragaman genetik tanaman dapat ditingkatkan melalui induksi mutasi, menggunakan mutagen fisik seperti sinar gamma atau mutagen kimia </span><st1:place style="color: rgb(255, 153, 0); font-family: lucida grande;" w:st="on">EMS</st1:place><span style="color: rgb(255, 153, 0); font-family: lucida grande;"> (Ethyl Methan Sulfonat). Tanaman hasil mutasi yang sudah dikembangkan secara luas adalah tanaman hias. </span><span style="" lang="SV"><span style="color: rgb(255, 153, 0); font-family: lucida grande;">Di Belanda, Jepang, Jerman, Itali dll teknik ini sudah sangat berkembang. Saat ini dapat kita lihat berbagai macam warna bentuk dan ukuran bunga yang menarik. Metoda keragaman somaklonal ini telah dikembangkan pula di Indonesia khusus pada tanaman hias sudah dilepas beberapa varietas oleh Balai Penelitian Tanaman Hias, pada tanaman lain seperti padi, kedelai, jagung, nilam, panili dll sedang dalam taraf pengujian seperti untuk ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap lahan dengan kandungan Alumunium tinggi atau untuk produksi tinggi</span><o:p></o:p></span></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-16563407911392571872009-02-14T20:08:00.000-08:002009-02-14T20:35:36.773-08:00BIBIT PISANG UNGGUL <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4YgI1EVQ3py-5iuXWLmn4BL8_iwY1N8P4c2EdemWtkug__Fx1gWkSN3zL69fda1K4dN8gICtDy9l6L70SPj3IwPcHeAw6PPWmi6ex-mwNN9GEokDIEta9U0YbacNJSdYv_fGlgxo-fWbF/s1600-h/DSC00022.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 176px; height: 137px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4YgI1EVQ3py-5iuXWLmn4BL8_iwY1N8P4c2EdemWtkug__Fx1gWkSN3zL69fda1K4dN8gICtDy9l6L70SPj3IwPcHeAw6PPWmi6ex-mwNN9GEokDIEta9U0YbacNJSdYv_fGlgxo-fWbF/s200/DSC00022.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302877429416369138" border="0"></a><br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:"Arial Rounded MT Bold"; panose-1:2 15 7 4 3 5 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:487985151; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1342605460 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal"><font style="" color="blue" face=""" lang="SV">Masalah penyakit layu bakteri pada tanaman pisang masih sulit diatasi, salah satu cara mengatasinya adalah menggunakan bibit asal kultur <i style="">in vitro</i><font style=""> </font>karena<o:p></o:p></font></p> <ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" color="blue"><font style="" face=""" lang="SV"> Bebas dari penyakit sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit di pertanaman yang baru<o:p></o:p></font></li><li class="MsoNormal" color="blue"><font style="" face=""" lang="SV">mudah dianggkut karena ukurannya kecil, sehingga bisa ditenteng atau dimasukkan ke dalam <font style=""> </font>kardus<o:p></o:p></font></li><li class="MsoNormal" color="blue"><font style="" face=""" lang="SV">Ukuran dan umur bibit seragam sehingga waktu panen dapat diatur untuk kepentingan ekspor<o:p></o:p></font></li></ul> <p class="MsoNormal"><font style="" color="blue" face=""" lang="SV">Media kultur <font style=""> </font>yang <font style=""> </font><font style=""> </font>digunakan untuk multiplikasi tunas pisang adalah media MS + BA 1-3 mg/l bisa juga ditambahkan thidiazuron 0,1 mg/l atau IAA 0,2 mg/l. BB-Biogen Bogor <font style=""> </font>mempunyai <font style=""> </font>berbagai macam biakan pisang seperti tanduk, ambon, raja bulu, kepok, dan berbagai pisang lokal.<o:p></o:p></font></p> <p class="MsoNormal"><font color="blue" lang="SV"><o:p> </o:p></font></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-89615466027650287402009-02-14T05:46:00.000-08:002009-02-14T20:35:36.784-08:00MANFAAT KULTUR IN VITRO<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMaster%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">Pelestarian plasma nutfah tanaman<span style=""> </span>merupakan kegiatan yang penting<span style=""> </span>Tanaman <span style=""> </span>Purwoceng (<i style="">Pimpinella pruatjan</i>) dan Pule pandak (<i style="">Rauwolfia serpentina</i>) merupakan tanaman obat penting karena manfaatnya banyak dan diperlukan dalam jumlah banyak namun saat ini <span style=""> </span>sudah mulai langka. Melalui kultur <i style="">in vitro</i><span style=""> </span>dapat dilakukan pelestarian yaitu dengan penyimpanan <span style=""> </span>biakan di dalam botol, dengan cara menambahkan <span style=""> </span>zat penghambat tumbuh. seperti paclobutrazol dan ancymidol<span style=""> </span>atau <span style=""> </span>menggunakan media yang telah diencerkan garam makronya menjadi ¼ atau ½ nya, atau menambahkan manitol atau sorbitol ke dalam media. Tujuannya<span style=""> </span>agar pembelahan selnya <span style=""> </span>menjadi lambat. <span style=""> </span><span style=""> </span>Kegiatan pelestarian plasma nutfah melalui kultur in vitro<span style=""> </span><span style=""> </span>ini di BB–Biogen Bogor telah dilakukan sejak lama <span style=""> </span>pada berbagai komoditi <span style=""> </span>yang <span style=""> </span>regenerasinya sudah dikuasai <span style=""> </span>contohnya, <span style=""> </span>berbagai aksesi ubi jalar, cendana, gaharu, nilam, anechtochylus, bidara upas, pulasari dll. Menyimpan biakan di botol <span style=""> </span>banyak<span style=""> </span>keuntungannya karena sewaktu-waktu diperlukan dapat di perbanyak. Selain itu <span style=""> </span>lebih aman bila dibandingkan <span style=""> </span>melestarikan <span style=""> </span>di habitat aslinya karena bisa kena banjir, sebaliknya kekeringan <span style=""> </span>atau kebakaran <span style=""> </span></p> Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9102708979722531075.post-19090092907639352402009-02-12T02:54:00.000-08:002009-02-12T03:14:00.858-08:00Teori Malthus dan Kultur JaringanRobert Malthus, dengan teorinya yang terkenal Theori Malthus, mengatakan bahwa penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan pangan berkembang menurut deret hitung. Dengan teori ini, dapat diperhitungkan bahwa suatu saat manusia di bumi akan mengalami kekurangan pangan. Namun, ditemukannya kultur jaringan, boleh jadi teori itu dapat ditanggalkan. Kultur jaringan memungkinkan para petani untuk memperoleh bibit unggul dan menggandakannya dalam jumlah tak terbatas dalam waktu yang relatif singkat. Bibit, terutama tanaman pangan, boleh dikatakan unggul apabila memenuhi minimal empat kriteria pokok: buahnya enak, produksinya tinggi, pohon segera berbuah dalam waktu yang relatif singkat, toleran terhadap cuaca, hama dan penyakit. Dengan demikian, usaha pertanian modern dalam pengadaan bibit difokuskan kepada keempat hal tersebut.<br /><br />Kultur jaringan sendiri berangkat dari teori <span style="font-style: italic;">Totipotensi. </span>Teori ini berasumsi bahwa setiap zarrah sel tanaman merupakan satu individu mandiri yang dapat berkembang menjadi satu tanaman utuh. Dalam keseharian kita mengenal tanaman Cocor Bebek. Jika Anda mencabik-cabik daun cocor bebek, maka setiap cabikan akan tumbuh menjadi satu individu tanaman. Maka, demikian pula tanaman-tanaman lainnya. Yang membedakan hanyalah bahwa tanaman cocor bebek memiliki derajat kemampuan tumbuh (<span style="font-style: italic;">viabilitas)</span> yang sangat tinggi. Tanaman lain tidak demikian. Mereka harus diperlakukan sedemikian rupa, dirangsang dengan zat tumbuh <span style="font-style: italic;">(growth regulator)</span> dan perlakuan laboratoris lainnya agar dapat tumbuh menjadi individu.<br /><br />Berita gembiranya adalah apabila sebuah bibit unggul, daunnya atau organ tanaman lainnya direncah kecil-kecil, kemudian dibiakkan dalam laboratorium, maka akan dihasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam. Unggulnya sama persis seperti kembar identik. Akan tetapi berita sedihnya adalah peralatan, harga bahan-bahan kimia yang diperlukan masih sangat mahal dan masih harus diimpor dari luar negeri. Di samping itu, SDM yang menangani bidang ini masih sangat sedikit. Untuk itu perlu pelatihan yang intensif dari paling tidak setiap Kabupaten memiliki ahli in-vitro yang handal. Dengan demikian, swasembada pangan dan bahkan bila perlu menjadi pengekspor pangan bukan lagi sekedar janji politik.Dr.Endang Gati. M.Sihttp://www.blogger.com/profile/03985554696211817447noreply@blogger.com1